Itsuka Kono Koi wo Omoidashite Kitto Naite Shimau (2016)

Itsuka Kono Koi wo Omoidashite Kitto Naite Shimau (2016)

Di antara deretan drama Jepang yang mengangkat tema romansa, Itsuka Kono Koi wo Omoidashite Kitto Naite Shimau menjadi salah satu karya yang menyentuh jiwa melalui narasi yang penuh emosi, karakter yang kuat, dan sinematografi yang puitis. Tayang perdana pada Januari 2016 di stasiun televisi Fuji TV, drama ini tidak hanya mengangkat kisah cinta dua insan muda, tetapi juga menggambarkan perjuangan generasi muda Jepang dalam mengejar impian dan mencari arti kehidupan di tengah realitas sosial yang keras.

Latar Cerita: Dari Desa ke Hiruk Pikuk Tokyo

Drama ini mengisahkan Serizawa Tsugumi (diperankan oleh Aoi Miyazaki), seorang perempuan muda yang tinggal di Hokkaido dan hidup sederhana bersama orang tua angkatnya. Kehidupannya yang tampak tenang mulai berubah ketika ia mengetahui kebenaran tentang masa lalunya. Terdesak oleh keadaan dan demi mencari kebebasan, ia memutuskan kabur ke Tokyo.

Di sisi lain, ada Soda Kakeru (diperankan oleh Takahiro Nishijima), seorang pemuda yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya di Tokyo. Kakeru menjalani kehidupan berat sebagai pekerja konstruksi, tetapi tetap menyimpan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Pertemuan antara Tsugumi dan Kakeru tidaklah dramatis, namun perlahan berkembang menjadi hubungan yang dalam. Di tengah hiruk-pikuk kota besar, mereka menemukan kehangatan satu sama lain. Namun seperti judulnya yang berarti “Suatu Hari, Aku Pasti Akan Menangis Saat Mengingat Cinta Ini”, cinta mereka tak lepas dari kenyataan pahit dan berbagai rintangan.

Tema Sosial dan Realisme yang Kuat

Salah satu kekuatan utama dari drama ini adalah pendekatannya terhadap realisme sosial. Itsuka Kono Koi tidak menyajikan kisah cinta dengan cara glamor atau penuh fantasi. Sebaliknya, drama ini menggambarkan bagaimana cinta bisa tumbuh di tengah keterbatasan, tekanan ekonomi, dan sistem sosial yang kaku.

Para tokohnya bukan berasal dari kalangan kaya atau sukses. Mereka hanyalah pemuda biasa yang bekerja paruh waktu, menyewa kamar sempit, dan mencoba bertahan hidup di Tokyo. Isu-isu seperti urbanisasi, kesenjangan sosial, eksploitasi tenaga kerja, serta kehilangan jati diri dibahas secara halus tapi menyentuh.

Penonton diajak untuk memahami perjuangan karakter, mengingatkan bahwa kehidupan tidak selalu memberikan kesempatan kedua, dan cinta kadang tak cukup untuk melawan kenyataan.

Karakter dan Akting yang Mengesankan

Aoi Miyazaki tampil memukau sebagai Tsugumi. Aktingnya yang subtil namun penuh emosi membuat karakter Tsugumi terasa hidup dan menyentuh. Ia mampu menunjukkan kekuatan dan kelembutan dalam satu waktu, menjadikan Tsugumi sebagai sosok yang mudah disukai penonton.

Takahiro Nishijima sebagai Kakeru juga menunjukkan perkembangan karakter yang menarik. Ia bukan sosok pahlawan sempurna, melainkan laki-laki biasa yang terluka dan terus mencoba memperbaiki hidupnya. Interaksi antara Tsugumi dan Kakeru terasa alami dan tidak dipaksakan, memperkuat dinamika emosional dalam cerita.

Selain mereka berdua, karakter pendukung seperti Komatsu Nana, Kentaro Sakaguchi, dan Takumi Saito memberikan warna tersendiri. Mereka bukan sekadar pemanis, tetapi memiliki latar belakang kuat yang turut membentuk keseluruhan cerita.

Sinematografi dan Musik yang Menyentuh

Secara visual, drama ini sangat estetis. Pengambilan gambar yang tenang dan penuh simbolisme memperkuat suasana melankolis. Latar belakang kota Tokyo yang padat dan dingin kontras dengan momen-momen intim di antara karakter utama.

Musik pengiringnya pun sangat mendukung nuansa emosional. Lagu tema “Ashita e no Tegami” yang dinyanyikan oleh Aimer menjadi pengikat emosi penonton. Lirik dan melodi lagu ini seakan mencerminkan isi hati para karakter, menjadikannya salah satu soundtrack drama Jepang yang sulit dilupakan.

Pesan yang Mengendap di Hati

Lebih dari sekadar kisah cinta, Itsuka Kono Koi wo Omoidashite Kitto Naite Shimau menyampaikan pesan tentang keberanian untuk mencintai di tengah ketidakpastian, tentang harapan di balik luka, dan tentang pentingnya tidak melupakan asal-usul kita.

Judulnya memang panjang dan puitis, tetapi sepenuhnya mencerminkan isi cerita. Ini adalah drama yang tidak memberi akhir bahagia dalam arti konvensional, namun justru memperlihatkan bahwa cinta sejati bisa tetap hidup dalam kenangan, meski tak berakhir bersama.

Kesimpulan

Jika Anda mencari drama Jepang yang menyuguhkan lebih dari sekadar romansa remaja, Itsuka Kono Koi wo Omoidashite Kitto Naite Shimau adalah pilihan yang tepat. Dengan alur yang menyentuh, karakter yang realistis, serta pesan-pesan kehidupan yang kuat, drama ini berhasil membekas di hati penonton bahkan setelah lama tamat.

Kisah Tsugumi dan Kakeru adalah gambaran nyata bahwa cinta tidak selalu menang, tapi tetap bisa berarti. Dan seperti judulnya, suatu hari nanti, Anda mungkin akan mengingat drama ini… dan menangis karena kisah cinta yang begitu dalam dan manusiawi.